Wisata Sejarah

Kelenteng Kwan Tie Miaw

Kelenteng Kwan Tie Miaw merupakan salah satu kelenteng tertua yang ada di Pulau Bangka. Kelenteng ini terletak di Jalan Mayor Muhidin. Dulunya bernama Kelenteng Kwan Tie Bio. Kelenteng ini diperkirakan dibuat tahun 1841 M berdasarkan aksara Cina pada sebuah lonceng besi di kelenteng. Pembangunannya sendiri dilakukan secara gotong royong oleh berbagai kelompok Kongsi penambang timah yang ada di Pangkalpinang dan diresmikan pada tahun 1846. Pada kelenteng tertua di Pangkalpinang ini terdapat hiasan buah labu (Gourd) di puncak atap kelenteng dan adanya lambang Patkea (Pakua) yang melambangkan keberuntungan, rejeki atau kebahagiaan. Nama kelenteng sudah dua kali mengalami perubahan, pada masa Orde Baru kelenteng ini bernama Amal Bhakti. Pada tahun 1986 bagian depan kelenteng terkena pelebaran jalan sehingga pekarangan depan, pintu serta tembok depan mundur beberapa meter, bagian altar Kuan Tie tetap utuh dan bagian depan dibagun menjadi 2 lantai. Pada tanggal 22 Februari 1998 terjadi kebakaran yang menghanguskan kelenteng ini kecuali pada bagian kiri bangunan. Sejak itu dilakukanlah pemugaran kembali dipimpin oleh Jamal seorang ahli dalam kelenteng dan pembuatan patung, rehabilitasi selesai seperti bentuk sekarang serta diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1999 dengan nama Kelenteng Kwan Tie Miaw.
Kawasan kelenteng sekarang ditambah dengan lokasi Gang Singapur dan Pasar Mambo yang sedang dikondisikan sebagai salah satu objek dan daya tarik wisata Kota Pangkalpinang yaitu wisata budaya, wisata belanja dan wisata kuliner. Lokasi ini diupayakan menjadi China Town (untuk mengingatkan kepada wajah kota lama Pangkalpinang yang sangat dipengaruhi oleh rumah-rumah kelenteng Cina) dan dijadikan juga sebagai pusat upacara peringatan hari Raya Imlek, puncak hari raya Cap Go Meh, kegiatan sembahyang Rebut dan kegiatan Pot Ngin Bun. Kegiatan Pot Ngin Bun merupakan satu-satunya ritual yang ada di kelenteng Kwan Tie Miaw. Kegiatan ini dilakukan untuk menolak bala dan segala wabah penyakit yang mewabah di masyarakat seperti wabah penyakit beri-beri yang mewabah di Pulau Bangka sekitar Tahun 1850-1860.

Related Articles

Back to top button