Cindera MataDesain ProdukFashionKriya

KOPIAH RESAM

Warisan Budaya Ramah Lingkungan dari Bangka Belitung

Adat Resam

Dato’ Akhmad Elvian, DPMP, CECH,

Sejarawan dan Budayawan Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia.

Tumbuhan Resam, atau Rasam atau sering disebut dengan Paku Andam merupakan jenis tanaman Paku yang besar dan biasa tumbuh pada tebing- tebing di tepi jalan di wilayah dataran maupun di lereng perbukitan pulau Bangka. Tumbuhan ini mudah dikenal karena peletakan daunnya yang menyirip berjajar Dua dan tangkainya bercabang mendua (dikotom). Resam dengan nama ilmiah, Dicranopteris linearis dari Ordo: Gleicheniales dan termasuk dalam keluarga: Gleicheniaceae. Resam dikenal sebagai tumbuhan invasif di beberapa tempat karena mendominasi permukaan tanah menyebabkan tumbuhan lain terhambat pertumbuhannya.

Tumbuhan ini dapat ditemukan di hampir semua daerah tropik dan subtropis di Asia dan Pasifik. Habitatnya adalah tebing teduh dan lembab mulai pada ketinggian 200 meter hingga 1500 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan Resam di pulau Bangka terdiri dari beberapa jenis, yaitu; Resam Bulin, biasanya untuk membuat Sungkok atau Kupiah Resam, kemudian Resam Gajah, dengan ukuran batang yang cukup besar, sekitar ukuran jari tangan orang dewasa, selanjutnya Resam Lilit, Resam ini umumnya tumbuh dengan melilit batang pohon yang tumbuh disekitarnya dan terakhir adalah jenis Resam Petentung. Resam Petentung, biasanya dipakai untuk menganyam atap daun Rumbia atau daun Nipah. Resam di pulau Bangka digunakan sebagai bahan kriya untuk membuat Bubu, Sirok, batang dan daun resam juga digunakan untuk rekab atau penutup tanaman Sahang atau Lada yang baru ditanam, pada masa lampau tangkai daunnya dipakai sebagai Pena, serta bagian isi batang Resam sering dijadikan kriya anyaman untuk membuat Songkok atau Kopiah Resam, dibuat dompet tempat penyimpanan rokok bahkan ada yang dianyam untuk dibuat topi. Saripati (ekstrak) Resam dapat diolah sebagai herbisida alami untuk menghambat pertumbuhan gulma lain pada tahap pasca-tumbuh. Selain itu, Resam juga memiliki manfaat untuk obat cacing, obat luka dan kudis, daunnya secara ilmiah mengandung antibakteri.

Dalam bahasa Melayu, kata “Resam” berarti “kebiasaan” atau “adat”, seperti dalam perumpamaan “Resam air ke air, Resam minyak ke minyak”, yang berarti biasanya orang lebih suka bergaul kepada bangsanya sendiri daripada dengan bangsa lain atau bila terjadi perselisihan, maka biasanya orang akan berpihak pada bangsanya, sukunya atau kawannya. Resam juga berarti adat lama atau adat zaman dulu yang diyakini dan dilaksanakan oleh orang Melayu. Sebab orang Melayu sering diartikan sebagai seorang yang beragama Islam (muslim), berbahasa Melayu dan beradat Resam atau menjunjung adat istiadat Melayu lama. Sangatlah tepat bila orang-orang di pulau Bangka kemudian menjadikan Resam sebagai bahan kriya kagunan untuk membuat Sungkok atau Kopiah yang disebut Sungkok Resam, karena yang mengenakan Sungkok Resam biasanya sangat kental akan ciri kemelayuannya, terutama dikenakan untuk sholat, serta dikenakan pada saat upacara adat yang sifatnya sakral atau pada saat upacara adat yang berhubungan dengan daur hidup, bahkan sungkok Resam sering digunakan dalam keseharian dan menjadi ciri dan jatidiri kemelayuan laki laki di pulau Bangka.

Sumber

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button