Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata Kota Pangkalpinang Tahun 2024
Meningkatkan kapasitas pengelola desa wisata, kualitas pelayanan, jumlah wisatawan, pendapatan masyarakat lokal, pengembangan potensi wisata, penerapan kebijakan dan standar lingkungan, penghargaan budaya lokal, serta membangun jaringan dan kolaborasi yang lebih baik.
Pangkalpinang, 16 Juli, 2024 — Dinas Pariwisata Pangkalpinang mengadakan Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata di Sun Hotel Pangkalpinang pada tanggal 16-18 Juli 2024.
Kegiatan ini didanai oleh Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK) Non Fisik dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Acara ini diikuti oleh 40 peserta dari desa wisata yang ada di Kota Pangkalpinang yaitu Kampung Ekowisata SEJAGAT (Selindung – Jerambah Gantung) dan Kampung Wisata Melayu Tuatunu beserta perwakilan dari kelurahan dan kecamatan yang terdapat desa wisata diwilayahnya.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari Universitas Bangka Belitung, Pengelola Desa Wisata Jerieng Pesisir dan Jerieng Budaya, Ketua PHRI Kota Pangkalpinang, Dinas Pariwisata dan Lingkungan Hidup Kota Pangkalpinang, serta praktisi desa wisata dari Belitung Timur, Agus Pahlevi.
Hari pertama pelatihan dimulai dengan materi Biodiversity Kekayaan Alam Kota Pangkalpinang yang membahas materi mengenai Potensi Daya Tarik Wisata di Desa Wisata yang disampaikan oleh dosen dari Universitas Bangka Belitung, Budi Afriyansyah.
Selanjutnya, Muhammad Abdulrahman dari Pengelola Desa Wisata Jerieng Pesisir yang membawakan materi tentang Kelembagaan Desa Wisata.
Hari pertama ditutup dengan materi Excellent Service atau Pelayanan Prima yang disampaikan oleh Sumiati, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Pangkalpinang sekaligus CEO dan Direktur Bangka City Hotel Pangkalpinang.
Pj. Walikota Pangkalpinang, Drs. Lusje Anneke Tabalujan, M.Pd. dalam sambutannya yang diwakilkan oleh Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Pangkalpinang, Drs. Juhaini, menyatakan bahwa pelatihan ini penting untuk meningkatkan kapasitas pengelola desa wisata, kualitas pelayanan, jumlah wisatawan, dan pendapatan masyarakat lokal dari sektor pariwisata.
Pelatihan hari kedua diisi oleh pemateri dari Dinas Pariwisata Kota Pangkalpinang dengan materi Kebijakan dan Program Pembangunan Kepariwisatan Daerah untuk Pengembangan Desa Wisata.
Kemudian dilanjut dengan pemateri dari Dinas Lingkungan Hidup dengan membawakan materi yang berjudul Penerapan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan dan Kelestarian Lingkungan dalam Pengelolaan Desa Wisata.
Hari kedua ditutup oleh Agus Pahlevi pemateri asal Belitung Timur dengan memberikan materi yang berjudul Pengembangan dan Pengelolaan Produk Pariwisata Berbasis Masyarakat.
Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata Kota Pangkalpinang ini ditutup dengan kegiatan Praktik Lapangan Pengelolaan Desa Wisata Berdaya Saing dan Berkelanjutan di Desa Wisata Budaya Jering, Desa Pelangas, Kabupaten Bangka Barat pada hari terakhir.
Kegiatan praktik lapangan ini di buka oleh Sekretaris Desa Pelangas, Bapak Abdulrahman, dan Pengelola Desa Wisata Budaya Jerieng, Wendi, yang menyambut para peserta dengan hangat.
Perjalanan dari Pangkalpinang menuju Desa Pelangas memakan waktu sekitar 2,5 jam menggunakan bus pariwisata. Saat melewati Desa Petaling, kita dapat melihat kampus IAIN SAS Babel. Di sepanjang perjalanan, terdapat beberapa masjid yang bisa disinggahi untuk melaksanakan salat atau beristirahat.
Rest area dapat ditemukan di beberapa daerah, seperti di Kelapa, yang menjual makanan dan camilan seperti bakso, keripik singkong, dan lain-lain. Setelah satu jam perjalanan dari Kelapa, kita akan sampai di Desa Pelangas.
Di desa ini, terdapat balai desa yang biasa digunakan untuk menyambut tamu. Di seberangnya, terdapat balai informasi yang menyuguhkan informasi singkat mengenai desa tersebut.
Hari Ketiga : Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata Kota Pangkalpinang
Acara dimulai dengan pertunjukan Silat Sambut dan Tari Sambut, yang merupakan seni tradisional khas Desa Wisata Budaya Jerieng.
Kami disambut dengan hangat oleh pertunjukan silat dan tari sambut yang dipersembahkan oleh Pokdarwis setempat. Antusiasme kami sangat terlihat jelas saat pertunjukan berlangsung. Setelah itu, kami diterima oleh Bapak Abdulrahman dan Bapak Wendi, yang merupakan Pokdarwis Desa Pelangas serta Sekretaris Desa.
Penampilan yang memukau ini berhasil menarik perhatian dan kekaguman para peserta pelatihan. Melalui gerakan silat yang dinamis dan tarian yang indah, para peserta dapat merasakan kekayaan budaya dan tradisi yang hidup di desa tersebut.
Pertunjukan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memperkenalkan mereka pada warisan budaya yang berharga dari Desa Wisata Budaya Jerieng.
Pertunjukan Silat Khas Daerah Desa Wisata Budaya Jerieng
Kegiatan praktik lapangan dimulai dengan sesi berbagi pengalaman dan diskusi antara pengelola Desa Wisata Budaya Jerieng dan peserta pelatihan.
Pada sesi tanya jawab, topik utama yang dibahas adalah cara mengeksplorasi pariwisata di desa dan menjadikannya destinasi wisata yang memiliki nilai jual tinggi bagi wisatawan.
Sesi ini berlangsung sejak kedatangan peserta pelatihan hingga siang hari. Diskusi ini memberikan inspirasi yang sangat berharga bagi para peserta.
Hari Ketiga : Pembukaan Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata Kota Pangkalpinang
Para peserta juga disajikan dengan hidangan lokal khas Desa Wisata Budaya Jerieng, yaitu Wakwak dan Ubi Rebus.
Wakwak adalah makanan yang terbuat dari cacing laut yang memiliki rasa yang cukup asin. Wakwak biasanya diolah menjadi kuliner khas dan dikonsumsi oleh warga setempat. Hidangan ini biasanya disajikan bersama Ubi Rebus sebagai pelengkapnya.
Wakwak and Ubi Rebus (Makanan Khas Daerah Desa Wisata Budaya Jerieng)
Setelah sesi pembukaan Pelatihan dan menyantap hidangan pembuka, tiba waktunya untuk istirahat. Para peserta Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata Kota Pangkalpinang kemudian disuguhkan dengan menu makan siang khas Desa Wisata Budaya Jerieng.
Makan siang ini disiapkan oleh warga setempat dan terdiri dari Nasi Putih yang dilengkapi dengan berbagai lauk pauk khas daerah tersebut, seperti Ikan Goreng, Sayur Darat, Tumis Ikan Teri Sambal, Sambal Terasi dan juga Lalapan.
Menu Masakan khas daerah Desa Wisata Budaya Jerieng
Setelah istirahat dan menikmati menu makan siang khas Desa Wisata Budaya Jerieng, para peserta berkesempatan mempelajari seni silat, tarian tradisional, dan permainan dambus.
Kegiatan-kegiatan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari tradisi budaya Desa Wisata Budaya Jerieng sejak dahulu hingga sekarang. Melalui pengalaman ini, para peserta dapat lebih memahami dan menghargai kekayaan budaya lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Semua peserta dibagi menjadi tiga tim, dan kami berkesempatan untuk belajar Dambus bersama tim satu. Setiap tim kemudian menyebar ke tiga rumah warga dengan penuh semangat untuk mempelajari masing masing kegiatan seni tradisional khas daerah Desa Wisata Budaya Jerieng.
Setelah mempelajari ketiga kegiatan seni tersebut, kami berkumpul di Balai Adat Desa Wisata Budaya Jerieng untuk menampilkan apa yang sudah kami pelajari.
Belajar Dambus bersama warga Desa Wisata Budaya Jerieng
Antusiasme para peserta terlihat jelas selama kegiatan berlangsung. Banyak di antara mereka yang secara aktif berpartisipasi dalam setiap sesi kelas seni.
Peserta tampak bersemangat mengikuti berbagai instruksi dan arahan, serta menunjukkan minat yang tinggi dalam mempelajari setiap detail seni yang diajarkan.
Hal ini mencerminkan semangat dan keingintahuan mereka untuk mendalami dan menghargai warisan budaya Desa Wisata Budaya Jerieng.
Pertunjukan Kegiatan Seni Tradisional Desa Wisata Budaya Jerieng
Setelah menyelesaikan pementasan hasil pembelajaran seni tradisional khas Desa Wisata Budaya Jerieng, peserta melakukan sesi foto bersama di Balai Adat Desa Wisata Budaya Jerieng. Sesi foto ini dilakukan sebagai bentuk salam perpisahan dan ucapan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk mengunjungi desa tersebut.
Balai Adat Desa Wisata Budaya Jerieng
Pelatihan ini diharapkan menghasilkan beberapa manfaat, seperti meningkatnya kapasitas pengelola desa wisata dalam mengelola desanya secara berkelanjutan, meningkatnya kualitas pelayanan di desa wisata, meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke desa wisata di Kota Pangkalpinang, serta meningkatnya pendapatan masyarakat lokal dari sektor pariwisata.
Tak terasa waktu berlalu, dan kami pun berpamitan dengan warga setempat serta mempersiapkan diri untuk kembali ke Pangkalpinang. Kami kemudian menaiki bus dan melanjutkan perjalanan pulang dengan penuh kesan.
Balai Adat Desa Wisata Budaya Jerieng
Upaya ini merupakan bagian dari strategi Pemerintah Kota Pangkalpinang untuk mengembangkan desa wisata sebagai sektor unggulan guna meningkatkan perekonomian lokal dan memberdayakan masyarakat.
Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata Kota Pangkalpinang Tahun 2024 merupakan langkah penting dalam membangun desa wisata unggul di kota ini.
Melalui pelatihan ini, diharapkan pengelola desa wisata dapat meningkatkan kapasitas mereka dalam mengelola dan mengembangkan desa wisata yang menarik bagi wisatawan. Dengan demikian, diharapkan pelatihan ini dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat lokal.
Disusun Oleh :
Penulis 1 : Kevin Georgy Kilen
Penulis 2 : Muhammad Danis Fazran
Penulis 3 : Verdy Rambu Riwanda